Selasa, 01 Desember 2020

WORKSHOP FOTOGRAFI DISPAR


        


Kesempatan pertama diajak teman untuk ikut workshop fotografi yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata di Harris Waterfront Hotel Marina sungguh tidak boleh dilewatkan begitu saja.

Awalnya, saya ingin mengikuti workshop yang diadakan tanggal 27 sampai 29 November 2020 tersebut, hanya semata karena ingin bisa membuat foto untuk produk kue-kue saya terlihat cantik dan menarik. Yang tentunya akan semakin membuat tampilan produk saya bisa menggugah selera pelanggan saya.

Namun, ketika teori pertama mulai berjalan, keinginan untuk belajar lebih jauh makin terasa bergejolak. Bukan lagi ingin menghasilkan foto produk cantik saja, saya malah ingin menyusun sebuah cerita yang dihasilkan dari jepretan-jepretan foto saya nantinya. Waktu serasa berjalan sangat singkat, apalagi pemaparan ilmu dasar fotografi disampaikan oleh para narasumber dengan gaya yang asyik dan mudah ditangkap oleh pemula yang sudah tua seperti saya...😃😄



Bersama tiga puluh sembilan orang pembelajar lainnya, saya mengikuti ketentuan yang diwajibkan oleh panitia.                                                                                                            Yang pertama adalah tepat waktu. Dan kebetulan saya bersama seorang teman (mbak Nadia Anasis) adalah peserta yang datang paling awal dan saya mendapatkan absensi nomor satu.

Sebelum mengisi daftar hadir workshop, saya harus mengikuti rapid test dari RS. GRAHA HERMINE terlebih dahulu. Sesi test inilah yang membuat saya berdebar. Bukan karena takut dengan jarum suntiknya... melainkan takut mendapatkan hasilnya. Jika mendapatkan hasil positif... tentu saja kesempatan saya mengikuti workshop yang telah saya tunggu-tunggu ini akan melayang. Dengar-dengar pelatihan sebelumnya, ada empat orang yang gagal mengikuti acaranya dikarenakan hasil rapid testnya reaktif. Jadi dihimbau untuk pulang dan melakukan isolasi mandiri atau bahkan melakukan tes swab.



Karena peserta lain belum datang, saya boleh melihat dan menunggu hasil rapidnya. Tidak sampai lima menit, tetesan darah saya yang di masukkan ke dalam test pack tersebut, berjalan mengalir... dan membuat garis sampai mentok.

Dan... Alhamdulillah...
Hanya tertera satu garis saja 😍 artinya non-reaktif  saya sehat dan tidak ada virus di tubuh saya. Saya bahagia... dan semoga imunitas saya selalu terjaga.

Agenda selanjutnya, kami semua disarankan masuk kelas. Pembukaan acara oleh Kepala Bidang Ekonomi Kreatif (Kabid EKraf) Bapak Wurianta, yang menyampaikan sosialisasi protokol kebersihan, kesehatan, keamanan dan ramah lingkungan (cleanliness, health, safety, environment / CHSE). Beliau menyampaikan dalam masa pandemi Covid-19 ini ada dua pilihan. Apakah kita punah, apakah kita berubah.

Dalam 16 subsektor ekonomi kreatif, salah satunya adalah fotografi. Karena Batam sekarang adalah sebagai kota pariwisata, yang diutamakan adalah bagaimana menarik wisatawan asing. Supaya wisatawan asing datang, maka harus banyak melakukan promosi, oleh media lokal maupun internasional. 


Agenda penutup hari pertama workshop fotografi adalah penyampaian dari Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Bapak Ardi Winata tentang Penanganan Covid-19 & Penerapan Kesehatan Menuju New Normal Dalam Kepariwisataan Kota Batam.

Kemenparekraf membagi dalam 3 fase.

1. Januari - Juni adalah masa mitigasi (penanganan cepat). 

2. 15 Juni - Desember adalah masa reborn (pantulan / new normal) dengan ketentuan protokol kesehatan. 

3. Menuju 2021 adalah menyiapkan recovery sektor pariwisata Batam, dan juga penataan destinasi wisata.


Batam sebagai kota Pariwisata Branding. Konsep kepariwisataan indikatornya adalah :          

1. Aksesibilitas (jalanan lancar) dari destinasi ke destinasi , jalan lebar.

2. Aminitas (dukungan, hotel-hotel)

3. Atraksi-atraksi ( baik itu buatan maupun alam)

Lima orang asing yang boleh datang ke Indonesia : KITAS, Diplomat, Pekerja, Tenaga Medis, dan Perjalanan Bisnis.

Pak Ardi menutupnya dengan pesan berikut.  Masa pandemi inu belum berakhir. Ibarat perang, ada dua hal untuk bisa melanjutkan menerima tamu atau customer. Yaitu kita harus memiliki senjata (sebagai obat ) dan kesehatan (sebagai benteng).



Semoga pelatihan / workshop fotografi ini dapat menjadikan para pemula dan profesional untuk turut mendukung meningkatnya promosi destinasi wisata di kota Batam, agar dapat meraih kembali kejayaan pariwisata seperti di tahun 2019 sebelum datangnya virus covid-9 ini.

                                                                                                 .


Sabtu, 13 Juli 2019

B3 (BLOG BARU BARENGAN)

"Menunggu bus Trans Batam jurusan Nongsa di halte depan hotel Harris, yang biasa disebut dengan halte terakhir, pagi ini lama banget..."

Hihihi... Itu sih kalimat teman saya Uni Ayu. Kalau saya kan baru dua menitan datang di halte.

Setelah membeli tiket, saya langsung duduk menghampiri Uni Ayu di ruang tunggu. Cipika-cipiki, ngobrol sebentar dan tak lupa selfi... 😁


Baru cekrek sekali, petugas sudah memanggil para penumpang bus jurusan Nongsa.
Tanpa ba-bi-bu lagi kami berdua beranjak menuju bus berwarna biru, yang sering di namai dengan Tayo, seperti di film kartun.


Jika biasanya kami pergi beramai-ramai sepaket dengan anak-anak, hari ini kami selow aja berjalan solo-solo... 😄
Padahal mestinya hari ini anak-anak jadwal kelas teater, dengan materi pendalaman naskah.
Tapi karena mamak haus ilmu juga, kelas teater sepakat diliburkan.     Maafkan ya nak-kanak, mamak juga pingin eksis, belajar ngeblog bareng para mahmud di kediaman Si Ibuk Desy Oktafia.



Seperti mendapat suntikan semangat baru, saya membuka kembali blog Sebrang Lawang yang sudah saya buat setahun yang lalu, dan isinya hanya draaaft semua. 🤭



Saya bertanya ini itu, meskipun penjelasan belum detail, yang penting sudah mendapat pencerahan dan point-point garis besarnya.

Maunya sih... blog yang ini nice nya sesuai dengan namanya. Perjalanan saya di luar kota tempat saya dibesarkan.
Dan mengumpulkan jejak yang pernah saya tinggalkan, eaa...🤩

Kadung asyik kami membuat blog baru, tak terasa sudah lewat dari waktu shalat Dzuhur.
Sembari makan potluck 😋 buah tangan yang dimakan bersama, kami pun berkemas untuk pulang.

Panas terik tentu tak terasa karena kami bertiga ( saya bersama uni Ayu, dan uchan) ikut nebeng mobil ummi Rizky sampai halte yang tidak terlalu jauh dari rumah.

Selebihnya saya bersama Uchan  meneruskan perjalanan dengan angkutan grab.
Hmmm... hari ini senang sekali. Sampai dirumah, shalat, makan dan lanjut membuka blog, untuk menuangkan cerita perjalanan hari ini.




Semangat teman-teman... eh... saya ding...🤭
Mudah-mudahan setelah ini lancar menulis lagi, dan istiqomah ehem...


WORKSHOP FOTOGRAFI DISPAR

          Kesempatan pertama diajak teman untuk ikut workshop fotografi yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata di Harris Waterfront Hot...